Tuliskan jawaban anda yang
menggambarkan solusi dari kasus berikut:
Seringkali kita sering menghukum anak
karena tidak berintegritas, padahal pada saat yang sama kita sering menunjukan
bahwa kita sendiri belum berintegritas. Mi- salnya anak akan dihukum karena
terlambat datang ke sekolah di saat yang sama ada guru yang terlambat tetapi
tidak mendapatkan hukuman apapun. Ketidakkonsistenan ketika ada orang dewasa
yang melanggar aturan kita anggap itu hal yang biasa. Padahal itu adalah cara
ampuh mengajari mereka untuk tidak konsisten. Pertanyaan:
- Tentukan pendekatan yang
paling relevan didukung oleh fakta-fakta di lapangan untuk menunjukkan
konsistensi berperilaku pada diri anda sendiri!
- Upaya apa yang dilakukan untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas kepada lingkup yang lebih luas. Seberapa tingkat keyakinan anda terhadap ke- berhasilannya
JAWABAN
1.
Pendekatan yang
paling Relevan
Kalau
menururt saya Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning
(CTL) adalah pendekatan yang sesuai dalam menerapkan pembelarajan di sekolah
yang menjunjung tinggi asas integrase. Karena Pendekatan Kontekstual merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam
konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status
apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa
yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang
bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya.
Karena
dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang
penting,yaitu:
a.
Mengaitkan
Mengaitkan
adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru
menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang
sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui
siswa dengan informasi baru.
b.
Mengalami
Mengalami
merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan
informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat
terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta
melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
c.
Menerapkan
Siswa
menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru
dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
d.
Kerjasama
Siswa
yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan.
Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah
yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti
siswa mempelajari bahan ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.
e.
Mentransfer
Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan.
2. Upaya yang dilakukan untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas kepada lingkup yang lebih luas.
Konsistensi perilaku berintegritas dapat
dilihat dari bukti-bukti nyata segala prilaku yang terlintas dalam pikiran,
terucap melalui perkataan, dan terungkap melalui perilaku atau tindakan tidak
bisa dihapus. Semua terekam dan membekas selamanya, serta menjadi bagian utuh dari diri kita. Keberadaan
rekam jejak itu sesuatu yang
keberadaannya bersifat mutlak. Demikian pula perilaku orang berintegritas, akan
mudah terlihat dan disaksikan banyak orang.
Adapun upaya yang dapapat dilakukan dalam
meluaskan konsistensi berintegritas adalah :
a.
Proses
penguatan integritas dapat dilakukan dari bukti-bukti fisik yang tampak di
kelas, di sekolah dan area-area di mana penguatan integritas dilakukan. Seperti
contoh Dokumen RPP dan ADM Guru yang lainnya dibuat sendiri oleh guru dan
selalu disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan konteks lokal sekolahnya;
b.
Membuat suasana
kelas dan sekolah yang mencerminkan jejak penguatan integritas seperti kelas
terjaga kebersihannya, senantiasa rapi, teratur, tertata, nyaman dan membuat
betah;
c.
Membiasakan Penampilan
seluruh warga sekolah rapi, bersih, nampak tata kelola lingkungan yang
terencana baik;
d.
Mempunyai keyakinkan
diri bahwa guru memiliki peran menentukan bagi masa depan anak. Lahirnya generasi
berintegritas di masa datang ditentukan oleh guru pada hari ini.
e.
Dalam setiap
pembelajaran dengan kompetensi apapun, lakukan dengan perkataan yang jujur,
bertanggungjawab, berdisiplin, mandiri, dan peduli.
f.
Menguatkan
jiwa anak dengan berbagai slogan seperti “Berani Jujur Hebat”, “Hebat itu Tidak
Menyontek”, “Hebat itu Mandiri”, dan lain sebagainya.
g.
Menentukan
indikator ketercapaian kompetensi sebagai penanda, anak telah mencapai kompetensi
yang ditentukan.
h.
Merancang
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sebaik mungkin.
i.
Mengupayakan setiap
kebaikan yang dilakukan terus diluaskan ke luar kelas, luar sekolah dan ke
keluarga dan masyarakat.
Dari beberapa upaya yang dapat dilakukan di
atas saya yakin jika kita bias benar-benar melaksanakannya dengan baik maka
keberhasilan dalam upaya untuk meluaskan
konsistensi perilaku berintegritas kepada lingkup yang lebih luas
dapat dilakukan secara optimal.
0 komentar
Posting Komentar