Minggu, 09 Agustus 2020

TUGAS KB 4 - Penguatan Integritas

 

Tuliskan jawaban anda yang menggambarkan solusi dari kasus berikut:

Seringkali kita sering menghukum anak karena tidak berintegritas, padahal pada saat yang sama kita sering menunjukan bahwa kita sendiri belum berintegritas. Mi- salnya anak akan dihukum karena terlambat datang ke sekolah di saat yang sama ada guru yang terlambat tetapi tidak mendapatkan hukuman apapun. Ketidakkonsistenan ketika ada orang dewasa yang melanggar aturan kita anggap itu hal yang biasa. Padahal itu adalah cara ampuh mengajari mereka untuk tidak konsisten. Pertanyaan:

  1. Tentukan pendekatan yang paling relevan didukung oleh fakta-fakta di lapangan untuk menunjukkan konsistensi berperilaku pada diri anda sendiri!
  2. Upaya apa yang dilakukan untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas kepada lingkup yang lebih luas. Seberapa tingkat keyakinan anda terhadap ke- berhasilannya

 

JAWABAN

 

1.    Pendekatan yang paling Relevan

Kalau menururt saya Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pendekatan yang sesuai dalam menerapkan pembelarajan di sekolah yang menjunjung tinggi asas integrase. Karena Pendekatan Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya.

Karena dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting,yaitu:

a.    Mengaitkan

Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.

b.    Mengalami

Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.

c.    Menerapkan

Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.

d.    Kerjasama

Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.

e.    Mentransfer

Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan.

2.    Upaya yang dilakukan untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas kepada lingkup yang lebih luas.  

Konsistensi perilaku berintegritas dapat dilihat dari bukti-bukti nyata segala prilaku yang terlintas dalam pikiran, terucap melalui perkataan, dan terungkap melalui perilaku atau tindakan tidak bisa dihapus. Semua terekam dan membekas selamanya, serta  menjadi bagian utuh dari diri kita. Keberadaan rekam jejak itu sesuatu  yang keberadaannya bersifat mutlak. Demikian pula perilaku orang berintegritas, akan mudah terlihat dan disaksikan banyak orang.

Adapun upaya yang dapapat dilakukan dalam meluaskan konsistensi berintegritas adalah :

a.    Proses penguatan integritas dapat dilakukan dari bukti-bukti fisik yang tampak di kelas, di sekolah dan area-area di mana penguatan integritas dilakukan. Seperti contoh Dokumen RPP dan ADM Guru yang lainnya dibuat sendiri oleh guru dan selalu disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan konteks lokal sekolahnya;

b.    Membuat suasana kelas dan sekolah yang mencerminkan jejak penguatan integritas seperti kelas terjaga kebersihannya, senantiasa rapi, teratur, tertata, nyaman dan membuat betah;

c.    Membiasakan Penampilan seluruh warga sekolah rapi, bersih, nampak tata kelola lingkungan yang terencana baik;

d.    Mempunyai keyakinkan diri bahwa guru memiliki peran menentukan bagi masa depan anak. Lahirnya generasi berintegritas di masa datang ditentukan oleh guru pada hari ini.

e.    Dalam setiap pembelajaran dengan kompetensi apapun, lakukan dengan perkataan yang jujur, bertanggungjawab, berdisiplin, mandiri, dan peduli.

f.     Menguatkan jiwa anak dengan berbagai slogan seperti “Berani Jujur Hebat”, “Hebat itu Tidak Menyontek”, “Hebat itu Mandiri”, dan lain sebagainya.

g.    Menentukan indikator ketercapaian kompetensi sebagai penanda, anak telah mencapai kompetensi yang ditentukan.

h.    Merancang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sebaik mungkin.

i.      Mengupayakan setiap kebaikan yang dilakukan terus diluaskan ke luar kelas, luar sekolah dan ke keluarga dan masyarakat.

 

Dari beberapa upaya yang dapat dilakukan di atas saya yakin jika kita bias benar-benar melaksanakannya dengan baik maka keberhasilan dalam upaya untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas kepada lingkup yang lebih luas dapat dilakukan secara optimal.

 

0 komentar

Posting Komentar